Bengkulu – Kegiatan penyemprotan cairan desifektan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Virus Corona Disease (Covid 19), yang hingga kini tidak henti-hentinya dilakukan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Bengkulu, mengalami hambatan pada dana operasional.
Dimana sesuai arahan PMI Pusat menuju tatanan kehidupan baru atau istilah lainnya New Normal, terhitung sejak 1 Juni 2020 lalu, fokus penyemprotan yang dilakukan PMI terhadap pusat keramaian, tempat ibadah, perkantoran dan sekolah-sekolah.
“Sebagai tahap awal, kita sudah mulai dari kantor BPS Provinsi Bengkulu serta Mandiri Insurence. Kedepan tetap akan melakukan penyemprotan desinfektan, tapi masalahnya sekarang pada kekurangan dana operasional,” kata Sekretaris PMI Provinsi Bengkulu, Joni Saputra dalam keterangannya pada Rabu, (10/6/2020).
Dijelaskan, dalam mengatasi permasalah kekurangan dana operasional itu, pihaknya sudah mengajukan proposal ke sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), namun sejauh ini belum ada jawabannya.
“Meski kita (PMI,red) memiliki armada, peralatan serta cairan desifektan, namun masalah dana operasinal yang terasa berat dan belum bisa dipenuhi, sehingga aksi penyemprotan desinfektan jadi sedikit tersendat dalam pelaksanaanya,” terangnya.
Ditambahkan, sebelumnya aksi penyemprotan desinfektan yang dilakukan pihaknya pada April hingga Mei 2020 lalu, disuport pemerintah.
Untuk itu pihaknya saat ini masih mencari sponsor ataupun para donatur, baik coorporite maupun lainnya yang bisa menanggulangi dana operasional penyemprotan cairan desinfektan ke pusat keramaian, perkantoran, rumah ibadah dan sekolah-sekolah dalam wilayah Provinsi Bengkulu.
“Diminta komitmen bersama dengan mensuport upaya kita dalam memutus mata rantai penyebaran dan edukasi kepada masyarakat terkait Covid 19 ini,” tutup Joni.