Bengkulu – Tim Kajian Epidemiologi dan Imunologi Corona Virus Disease (Covid-19) Provinsi Bengkulu, telah membahas langkah-langkah strategis percepatan penanggulangan Covid-19 di Provinsi Bengkulu.
Bahkan kajian tersebut sudah dipaparkan tim kepada Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Ketua Tim Ahli Percepatan Penanggulangan Wabah Covid-19 Provinsi Bengkulu Tonny Cortis Maigoda menyatakan, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan, diantaranya, pelaksanaan rapid test secara massal untuk screening dengan cara sweeping pada kelompok-kelompok yang berisiko tinggi, meliputi seluruh tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit, dinas kesehatan maupun puskesmas.
“Tidak saja kepada nakes, juga kepada aparat polisi, pejabat publik, ulama, termasuk pedagang pasar yang notabennya memiliki banyak interaksi,” katanya.
Selain itu dijelaskan, hasil kajian untuk pembagian jam kerja (shift) bagi nakes yang selama ini 8 jam perhari, akan dikurangi menjadi 6 jam, dan dibagi menjadi 4 shift dalam sehari.
“Setalah kami kaji ternyata shift delapan jam sehari itu terlalu lama. Apalagi mereka mengenakan alat pelindung diri, tentu ini beresiko bagi tenaga medis. Kami (tim,red) mengusulkan pengurangan jam kerja, tapi shiftnya ditambah,” ungkapnya.
Lebih lanjut ditambahkan, pihaknya juga membahas rencana pemberian sanksi bagi yang tidak menggunakan masker, agar protokol kesehatan benar-benar menjadi perhatian.
“Pokok bahasan juga keberadaan laboratorium uji swab yang ada. Sejauh ini masyarakat bisa terlayani dengan baik,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyambut baik berbagai rekomendasi tersebut, karena akan menjadi acuan pengambilan kebijakan Pemda Provinsi Bengkulu.
“Ini menjadi perhatian kita bersama, seperti halnya penggunaan masker yang digagas akan ada reward dan punishment ataupun pelaksanaan rapid test secara massal, hingga penambahan shift para nakes ini semua akan dicermati,” ucap Gubernur pada Jumat, (5/6/2020).
Disamping itu dsebutkan, poin yang ikut dibahas bersama tim ahli ini, setiap kabupaten/kota harus melakukan bedah kasus harian terhadap pasien yang terkonfirmasi positif, supaya dilakukan kontak tracking kepada seluruh orang yang kontak dengan kasus terkonfirmasi, baik kontak serumah maupun kontak lingkungan.
Termasuk juga pemeriksaan swab terhadap seluruh hasil rapid test yang reaktif, dan seluruh orang yang berkontak dengan kasus konfirmasi (hasil dari kontak tracking).
“Bagi kasus yang konfirmasi posistif, juga agar lakukan penangannya sesuai SOP, dan pastikan tidak menjadi sumber penularan kepada orang lain,” demikian Rohidin