Belajarlah Menjual Diri Sendiri (Untuk Calon Gubernur Bengkulu Tahun 2020)

Banyak orang yang punya uang tetapi tidak mempunyai rasa percaya diri untuk menjual dirinya sendiri. Apalah memang benar mempunyai kekurangan atau rasa percaya dirinya yang memang tidak ada.

Bagaimana kita “menjual diri” dalam suatu pilkada itu sangat penting. Jangan “menjual diri orang” untuk diri sendiri. Beberapa hari ini kita lihat Petahana Gubernur Bengkulu terpaksa ke Jakarta untuk merangkul Mantan Gubernur Bengkulu (beserta beberapa Mantan Sekda dan Pemuka Masyarakat) dalam upaya mendongkrak “penjualan dirinya” agar sukses dalam Pilkada kali ini.

Ada juga yang menjual dirinya dengan program “langit”, suara langit hingga langit-langit BERENDO di Masjid At-Taqwa Kota Bengkulu, semuanya wajar-wajar saya, namanya juga mau menang.

Ada juga yang diam-diam tapi pasti, pergerakannya tidak begitu terdengar tetapi menghunjam ke daerah yang merupakan ulu hati pesaingnya. Bahkan bagi-bagi sertifikat, semuanya sah-sah saja, mau menang juga judulnya.

Dan terakhir, yang cukup fenomenal, ada calon yang keikutsertaannya dalam Pilkada belum tentu lagi (ikut atau enggak) dan belum melakukan sosialisasi tetapi elektabilitasnya cukup tinggi. Saya pikir kalau beliau memang ikut berkontestasi dalam Pilkada aka RUARRRR BIASA serta CACAM NIAN.

Kadang kita sangat POPULAR di mata masyarakat tetapi kita tidak punya ELEKTABILITAS untuk dipilih sebagai Kepala Daerah.

Dalam beberapa episode saya akan merangkum hal-hal berkenaan dengan Pilkada untuk menambah pengetahuan masyarakat tetang politik dalam Pemilihan Kepala Daerah. Tulisan tidak bertele-tele tetapi komukatif, kita bisa berdiskusi apabila ada hal-hal yang kurang berkenan.

Mengenai kapasitas (“joloknya saya menulis”), perlu saya sampaikan bahwa saya adalah alumni Doctor of Philosophy in Social Science – Airlangga University (Peringkat ke-5 Universitas Terbaik di Indonesia). Sejak saya menamatkan Pendidikan Doktor saya pada pada awal tahun 2012 sebagai tamatan tercepat dan terbaik (2 tahun 6 bulan dan mendapat beasiswa ke luar negeri di akhir kuliah saya tetapi mengundurkan diri karena keburu dilantik sebagai Kepala Dinas PU Kota Bengkulu), saya full berkosentrasi pada ILMU POLITIK dan SOSIAL MEDIA.

Oh iya, mengenai keberpihakan, hingga saat ini saya “belum” berpihak kepada calon siapa pun karena bagi profesional, politik adalah transaksional, mereka memberikan pendapat berdasarkan ilmu mahal yang mereka miliki, pelajari dan kembangkan bukan sekedar atur-atur hasil survey abal-abal atau pendapat yang bermanis mulut untuk memuaskan nafsu kemenangan calonnya.

Selamat Menilmati Guyonan Ilmiah Politik Saya

Mohon Maaf dan Terima Kasih
Dr. Ir. H. Herawansyah, S.Ars., M.Sc., MT, IAI

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.