PSSI Akan Bentuk Komite Ad Hoc Untuk Mengusut Indikasi Pengaturan Skor

Jakarta, Intersisinews.com– Setelah mencuat tindakan pengaturan skor dalam tubuh PSSI, selanjutnya PSSI akan membentuk Komite Ad Hoc untuk bantu mengusut indikasi adanya pengaturan skor dalam kompetisi sepak bola profesional Indonesia, Liga 1 dan Liga 2.

Diharapkan sebelum Kongres Tahunan PSSI, 20 Januari 2019 di Bali, komite ini sudah bisa dibentuk dan bekerja. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono usai rapat koordinasi PSSI dengan Asosiasi Provinsi se-Indonesia di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (8/12/18).

Demi memproteksi integritas sepak bola nasional, pihaknya menilai bahwa hiruk pikuk yang terjadi saat ini, seperti adanya pengaturan skor, perjudian, dan lainnya harus ditangani dengan serius.

Fakta-fakta di luar investigasi PSSI, menurut dia, ingin dijadikan pihaknya sebagai sebuah kompetensi. Joko menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berjanji melampaui kemampuan mereka. Komite ad hoc tidak dalam posisi mengambil keputusan atau tindakan, lebih kepada membuat platform untuk pencegahan tindakan. Hal itu yang menurut dia jadi konsen PSSI.

“Tidak adanya kemampuan fakta konkrit yang bisa diangkat di Komisi Disiplin, maka kami merasa tidak bisa sendirian menangani masalah yang ada saat ini. Karena kami tidak boleh putus asa dengan kondisi ini, match fixing atau apapun namanya itu, maka kemarin rapat Komite Eksekutif membuat keputusan. Hanya saja keputusan PSSI tidak hanya sekedar membuat komite ad hoc saja, lebih kepada agar struktur yang ada di PSSI bisa mengambil keputusan yang akurat dan komprehensif,” katanya.

Saat ini PSSI, menurut dia, belum memiliki nama-nama orang yang akan masuk dalam tim ad hoc tersebut. Sebab, mereka masih terfokus kepada apa saja inti dari pekerjaan tim ad hoc ini nanti.

“Yang pasti ini akan jadi usaha yang sangat panjang. Sebab akan ada keterlibatan dan koordinasi dengan institusi-institusi di luar PSSI. Karena dalam konteks pengaturan skor ini, sering ada keterlibatan non diluar keluarga sepak bola. Sementara yuridiksi PSSI hanya menjangkau kepada orang-orang yang di dalam atribut sepak bola. Tidak bisa Komdis menghukum orang-orang di luar struktur PSSI,” ucapnya.

Dengan adanya keterlibatan orang-orang di luar sepak bola, maka Joko menilai sangat memungkinkan tim ad hoc akan diisi dari orang-orang luar PSSI. Karena dirinya kembali menekankan bahwa mereka ingin menjaga bersama-sama.

“Tidak ada toleransi untuk hal-hal yang menyimpang dalam kaidah kompetisi yang mengancam sepakbola itu. Ad hoc sebagai unit yang melengkapi tugas-tugas dalam PSSI. Mereka akan bertanggung jawab kepada komite eksekutif meski Exco tidak punya kewenangan menghukum, setidaknya hasil dari tim ini bisa jadi bahan pertimbangan untuk Komite Disiplin. Tim ini bertugas mengambil keputusan dengan data-data yang komplit,” katanya.

Di sisi Timnas Indonesia, dalam rapat Exco  juga diputuskan bahwa kursi kepelatihan tim nasional Indonesia akan diputuskan pada 20 Desember mendatang pada akhir evaluasi Timnas yang sudah dilakukan mulai 7 Desember lalu. Per bulan ini kontrak masing-masing timnas mulai dari senior hingga kelompok usia nemang sudah habis.

“Kita sudah ada nama-nama pelatihnya. Tinggal menunggu hasil evaluasi yang bukan hanya soal kepelatihan, juga permasalahan timnas selama setahun ini dan program setahun kedepan,” ditambahkan Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria.

Meski pelatih belum ditentukan, PSSI mengaku sudah memiliki program besar untuk Timnas tahun depan. Dimana pemusatan latihan Timnas akan dimulai untuk U-22 pada Januari. Di bulan tersebut, pihaknya juga merencanakan laga uji coba untuk Timnas U-22 melawan Tiongkok.

“Untuk Timnas U-22 pemain yang kami cari pemain maksimal berusia 21 tahun. Pemantauan pemain akan dilakukan pada saat jeda Piala Indonesia bergulir nanti,” ucapnya.(red-1)

Anda mungkin juga berminat
Tinggalkan pesanan

Alamat email anda tidak akan disiarkan.